Lestarikan Hutan Sawit Indonesia dan Tingkatkan Komoditasnya - Dunia-Spasi

Wednesday 19 April 2017

Lestarikan Hutan Sawit Indonesia dan Tingkatkan Komoditasnya


Masih menjadi polemik tentang komoditi sawit Indonesia, bahkan terbawa sampai ke luar negeri. Negara Eropa mengklaim bahwa perkebunan sawit di Indonesia melanggar aturan soal lingkungan dan tidak mengacu pada peraturan dunia yang terangkum dalam RSPO (Rountable Sustainability Palm Oil)

Sedangkan Indonesia sudah mengacu pada ISPO (Indonesian Sustainable Palm Oil) yang mengacu pada peraturan pemerintah Indonesia yang di dalamnya terdapat 7 prinsip, 41 kriteria dan 127 indikator yang menyangkup isu hukum, ekonomi, lingkungan dan sosial. Indikator prinsip dan kriteria ini juga menjadi acuan bagi petani dan perusahaan dalam memperoleh setifikat ISPO.

Dalam buku “Think Palm Oil With A Cup of Coffee” karya Ir. Gamal Nasir, MS ada kesaksian tayangan berita di CNN yang menampilkan kondisi perkebunan sawit di Indonesia yang kacau, dipertegas dengan foto bekas penebangan sawit yang di pinggirnya ada orangutan mati dan sejumlah pemandangan yang tidak layak untuk sebuah hutan yang asri. Hal ini menuai kritik dan dimanfaatkan untuk dipolitisasi negara penghasil minyak kedelai, minyak bunga matahari dan minyak lainnya yang menjadi komoditi mereka.

Padahal, kondisi yang sebenarnya tidak seperti yang beredar dalam berita media besar tersebut. Jika adapun, hanya perusahaan yang belum menerapkan ISPO dan standar yang berlaku dari pemerintah, mencakup Kementerian Lingkungan Hidup dan Kementerian Pertanian serta LSM. Masalah sawit belum tersosialisasi, jadi banyak yang tidak tahu bagaimana keadaan sawit yang sebenarnya, yang tidak membahayakan jika menerapkan sistem ISPO dan menumbuhkan kesadaran masyarakat.

ISPO sangat mengacu pada aspek legalitas dan standar teknis budidaya, aspek lingkungan, aspek tanggung jawab pekerja, aspek sosial dan aspek keberlanjutan. ISPO dan RSPO pada dasarnya punya misi yang sama hanya berbeda pada status wajib atau tidaknya. Jika RSPO bersikap sukarela maka ISPO bersikap wajib.

International Conference On Indonesian Sustainable Palm Oil (IC-ISPO) 2017

Maka, petani dan perusahaan sawit di Indonesia jika ingin lancar segala urusannya dan tidak kena sanksi sosial saat melakukan pemasaran, wajib menjalani proses untuk mendapatkan sertifikat ISPO.
Pada Seminar “International Conference On Indonesian Sustainable Palm Oil (IC-ISPO) 2017 di JCC pada 11,12 April 2017, yang diselenggarakan Media Perkebunan, dilaksanakan penyerahan sertifikat ISPO bagi para petani dan pengusaha yang telah menjalankan prosedur dan memenuhi persyaratan.

Narasumber yang hadir, dari Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan, Kementerian Pertanian dan jajaran pemerintahan lainnya. Dalam sambutan Ir.Bambang, MM dari Kementerian Pertanian menyatakan bahwa sawit berperan sangat penting untuk memenuhi kebutuhan hajat hidup orang banyak, untuk pembuatan minyak sayur, jika terbuat dari sawit, rendah kolesterol dan harga lebih rendah.

Sawit juga bermanfaat untuk campuran berbagai produk kecantikan, biskuit, cokelat, kerajinan tangan bahkan untuk pengganti bahan bakar non fosil. Crude Palm Oil (CPO) adalah bahan mentah minyak yang terbuat dari sawit sebelum diolah menjadi bahan yang diinginkan. Dari CPO ini bisa menjadi nilai tambah perekonomian masyarakat.

Penelitian laboratorium yang detail, mulai dari akar, batang, tandan dan daun
Bibit kelapa sawit 
Perusahaan-perusahaan yang memenuhi persyaratan ISPO dan konsisten menjalankannya, selalu memproduksi Tandan Buah Segar yang berkualitas, termasuk memerhatikan unsur hara tanah, pupuk berkualitas dan memberi penghijauan di sekitar perkebunan sawit. Sehingga inovasi pengadaan bibit unggul memberi sumbangsih terhadap keberhasilan terciptanya varietas buah sawit segar berkualitas.

Untuk pekerjanya pun tidak mempekerjakan anak di bawah umur atau pegawai dengan upah di bawah standar. ISPO juga mendidik masyarakat untuk melakukan social action dengan tidak membeli produk yang diproduksi oleh perusahaan yang pengolahan produksinya mengganggu lingkungan.

Dengan adanya seminar, pameran dan edukasi tentang sawit, diharapkan masyarakat Indonesia paham dengan komoditas perkebunan sawit yang dimiliki. Ini adalah salah satu kekayaan yang unggul dan dapat menjadi penyumbang devisa negara.


Saatnya pemerintah, akademisi dan stakeholder bergerak bersama untuk meyakinkan bahwa perkebunan sawit Indonesia dengan mengacu pada ISPO sudah sesuai dengan kondisi alam dan budaya Indonesia. Patahkan opini buruk dan black campaign dari negara lain yang menyebutkan perkebunan sawit Indonesia melanggar lingkungan yang universal.

Dengan menerapkan produksi sawit yang berkelanjutan, tetap menjaga lingkungan dan memenuhi standar dan aturan. Semoga perkebunan sawit Indonesia mengalami kejayaan dan memberi manfaat banyak, baik untuk petani, perusahaan dan masyarakat luas. 

13 comments:

  1. Kelapa sawit, komoditas unggul dan andalan negeri ini, layak dilestarikan demi anak cucu ya teh.

    ReplyDelete
  2. Wuah hanya ada satu cara tuk hadapi Black campaign ini ya Teh? "Pembuktian". Ayo pengusaha kelapa sawit. Buktikan sudah melalui prosedur yang benar, pekerjanya menerima upah kerja yang layak, pasti mudah teredukasi melakukan pelestarian lingkungan & semangat meraih kebaikan bersama.

    ReplyDelete
  3. Padahal kalo para pengusaha sawit menjalankan ISPO pastinya akan berdampak baik dan mengurangk kritik massal ya Teh. Soalnya sebagai orang awam pun yang sampai ke saya beritanya begitu, pemusnahan hutan dan eksploitasi hutan. Semoga semakin banyak pengusaha yang menyadari akan pentingnya peraturan standar ISPO ini.

    ReplyDelete
  4. Thank youu mbaak saringnyaa. Bermanfaat bangeet 😊😊😊 adanyaa ISPO semogaa semakin baik tata kelola perkebunan sawit di Indonesia serta semakin banyaak pulaaa perusahaan yg menerapkan ISPO sebagai suatu kebutuhan bukan pilihan.

    ReplyDelete
  5. dengan adanya ISPO harapannya tentunya tercapai berbagai tujuan untuk sesuatu yg lebih baik.

    ReplyDelete
  6. Wah, ternyata ada black campaign dari negara lain mengenai sawit kita ya Teh ��

    ReplyDelete
  7. Komoditi unggulan buat Indonesia ya, teh

    ReplyDelete
  8. Pengetahuan baru nih tentang kelapa sawit. Good

    ReplyDelete
  9. Dari judulnya Lestarikan Hutan Sawit Indonesia sya gak setuju banget deh, soalnya tanaman sawit adalah tanaman yang menyerap air dari perut bumi yg paling banyak.. Gak sayang Bumi apa?

    ReplyDelete
  10. yang jelas semoga para petani sawit bisa semakin sejahtera.

    ReplyDelete
  11. sustainable approach memang penting banget ya mba..supaya selau lestari hutan kita..

    ReplyDelete
  12. Ahh..bicara tentang perkebunan sawit ini, hati ini sedih karena masih banyaknya hal yang simpang siur

    ReplyDelete

@templatesyard